Hari ini selasa 17 desember 2013
Hari ini kami sekelas
pergi ke RS MARZUKI MAHDI di bogor dalam rangka kunjungan untuk mengetahui
gangguan- gangguan yan g terjadi pada
para penderita gangguan jiwa di RS tersebut yang memang berhubungan dengan blok
yang sedang kami jalani sekarang, yaitu neuropsikiatri
Kami mendapatkan banyak hal berharga disini . Di mulai dari
perubahan mindset kita terhadap para gangguan jiwa yang cenderung orang awam
lebih cenderung menganggap bahwa orang – orang yang menderita penyakt tersebut
perlu dijauhkan dari keluarga masyarakat . Padahal kenyataannya dengan
pendeskriminasian itu malah memperburuk penyakt yang dialaminya, seharusnya
justru sebagai keluarga maupun masyarakat harus bersama-sama memberikan
semangat hidup dan motivasi kepadanya dalam berjuang melawan penyakitnya .
Karena sebenarnya tidak ada seseorangpun yang menginginkan
kejadian tersebut terjadi kehidupnya . mereka hanya sedikit kurang beruntung
dibandingkan kita .
Disini, akan ada 3 fase dalam penanganan pasien yang
mengalami gangguan jiwa tersebut . Pertama – tama
pasien akan masuk ke ruangan Akut
dimana tempat tersebut meruakan tempat pertama pasien yang mengalami gangguan
jiwa . Pada tempat ini ruangan pasien
merupakan yang paling tertutp dari semua tempat, mungkin disebabkan pada
tempat ini kosndisi pasien cenderung kurang stabil sehingga pasien akan lebih
mudah untuk mengalami fase bipolarnya baik itu berupa fase manik maupun fase
depresi .
Lanjut ke fase selanjutnya yaitu fase intermediate nah ditempat ini
mungkin bisa dianggap sebagai tempat
bagi pasien penderita yang sudah lebih tenang dan mulai mengetahui bagaimana
mengatasi apabila gangguan jiwanya datang kembali dan dari segi tempat pun pada
tempat ini cenderung lebih terbuka dibandingkan yang pertama .
Inilah fase
terakhir bagi seorang penderita gangguan jiwa di RS ini yaitu fase tenang .
Memang cukup berbeda dibandingkan ruangan – ruangan sebelumnya yang cenderung
lebih tertutup, tetapi pada tempat ini kita agak lebih leluasa dalam berbicara
dengan pasien gangguan jiwa . Bahkan kita sempat diberikan waktu untuk ngobrol
dengan salah satu penderita yang dalam berbicara sudah cukup lancar dan
hubungan kontakmata pun sudah berjalan amat baik pada penderita , dimana amat
sangat berbeda pada tempat sebelumnya yang cenderung saat kita ajak bicara
tatapan mata mereka kosong sedangkan pada
pasien ini terlihat normal seperti kebanyakan orang yang bahkan teman – teman saya
sedikit takjub bahwa ternyata penderita gangguan jiwa dapat sembuh total yang
mungkin apabila saya bertemu pasien tersebut bukan di RS marzuki mahdi, saya
tidak akan mengira orang itu pernah mengalami gangguan jiwa bahkan pernah
dirawat di salah satu RS bagi penyandang gangguan jiwa . karena sungguh sang
penderita terlihat amat sangat normal dan tidak ada perbedaan dengan yang lain
. Meskipun pada saat wawancara kami dengan pasien sempat beberapa kali dipotong
pembicaraan oleh penjaga disana apabila kami menanyakan hal yang berhbungan
dengan waham yang dialaminya, mungkin hal tersebut lebih bertujuan agar pasien
tidak mengingat –ingat kembali apa yang ia alami sebelumnya sehingga ditakutkan
gangguan psikisnya akan kambuh kembali .
Kalau saya ambil kesimpulan dari ketiga stase tersebut
sebenarnya tidak terdapa perbedaan yang amat mecolok pada ketiga tempat
tersebut , hanya saja perbedaan tempat mungkin lebih mengacu pada lamanya
penderita saat diberikan pengobatan maupun lebih kepada bagaimana penderita
sudah lebih bisa menahan dirinya dari berbagai halusinasi berupa bisikan kepada
dirinya . Bahkan ketika observasi, ditempat intermediate saya masih menemukan
saat –saat dimana beberapa pasien
mengalami fase halusinasinya, ada yang terlihat seperti sedang menyapu maupun
sedang menggendong anaknya .
Ada hal yang patut diwaspadai juga apabila pada suatu saat
berkunjung ke tempat – tempat khusus bagi para penderita gangguan jiwa . Jangan pernah memberikan barang apapun
kepada pasien, karena para penyandang gangguan jiwa cenderung pintar untuk
mengelabui kita untuk hal ini jangan sampai nanti kita yang dipeloroti oleh
para penyandang gangguan jiwa ini . Biasanya sih minta rokok, nah yang
merepotkan itu kalau jadi koas , kalau kesan pertama sudah diberikan barang
nanti kelanjutannya penderita saat ingin dilakukan suatu tindakan akan meminta
barang yang kita berikan terlebih dahulu, akhirnya repot kan . Selanjutnya
jangan pernah memberikan handphone maupun nomornya, untuk hal ini saya kurang
begitu paham kenapa, tetapi yang jelas saat berkunung jangan pernah memberikan
apapun kepada penderita .
Intinya pada kunjungan kali ini saya mendapatkan pelajaran
yang amat sangat berharga, karena dimulai dari detik itu terjadi perubahan pola
pikir saya dan teman – teman kepada para penderita gangguang jiwa yang
sebelumnya saya menganggap bahwa mereka adalah orang –orang yang perlu
dijauhkan dan cenderung tidakmemiliki masa depan yang jelas untuk kedepannya
padahal dengan perilaku seperti itu justru akan membuat penderita semakin
menderita penyakit dan sebenarnya mereka merupakan manusia yang sama seperti
kita, perbedaan yang mereka miliki bukanlah menjadi alasan bagi mereka untuk
dijauhkan dan dikucilkan oleh masyarakat, bahkan seharusnya kita sebagai keluarga
mungkin , atau tetangganya seharusnya
lebih memberikan motivasi maupun semangat hidup yang dengan begitu kita
dapat membantu mengobati dan mengurangi masalah yang sedang mereka alami .