Rabu, 02 September 2020

Rasanya jadi dokter PTT

Hari ini kurang lebih tepat 8 bulan saya menjadi dokter PTT di daerah sangat terpencil. Saya bertugas di gorontalo didaerah sangat terpencil dimana disini merupakan tempat transmigrasi orang2 jawa , lombok dan bali pada tahun 1983.

Boleh dibilang, mayoritas penduduk disini berasal dari pulau jawa karena memang daerah transmigrasi. Saking anehnya saat pertama kali saya datang, orang- orang di puskesmas justru berbicara medok bahasa jawa khas jawa timur. Dan hal ini juga yang membuat saya lebih mudah beradaptasi disini karena rasanya seperti sedang dirumah, tidak seperti sedang mengabdi dan merantau.

Jujur, awalnya gak terbayangkan bagaiamana rasanya ptt, sempet berpikir, gimana rasanya hidup di desa, di kampung, 6 jam dari kota bagaimana, tapi setelah dirasakan, well, menurut saya ini hal yang luar biasa dan justru saya banyak dapat pelajaran dari PTT ini

Mulai dari bersyukur, belajar budaya baru, belajar bermasyarakat, belajar paham peraturan, dan belajar aturan yang berbau pemerintahan. Dan hal yang paling bikin kaget, kita sebagai dokter di daerah terpencil itu berasa kayak orang penting, bahkan rasanya lebih terkenal dari pak camat maupun kepala desa. Hahaha. Karena bayangkan aja, di pasar, di sholat jumat semua tau saya dokter, padahal saya aja belum pernah bertemu orang tersebut

Dulu, saya sering merasa, jadi dokter umum seringkali kurang dianggap oleh orang lain, dan kadang dipandang sebelah mata, tapi setelah saya PTT, justru merubah mindset saya, ternyata dokter itu dibutuhkan banget didaerah, bahkan gak cuma urusan kesehatan, kadang urusan yang berbau kebijakan juga dokter yang akhirnya diminta pendapatnya. Rasanya seperti orang terkenal mendadak saat jadi dokter PTT itu 😁

1 komentar: